October 30, 2012 0 comments

Sang EO


Keakraban saya dengan Robbie bermula ketika dia main ke tempat kost saya. Saya selalu terbuka kepada teman-teman di jurusan terutama angkatan saya sendiri untuk sekedar main dan melepas lelah sejenak di kost saya. Apalagi kost tersebut suasananya tenang dan teduh sehingga membuat teman-teman saya kerap singgah. Ketika teman-teman berkumpul yang dilakukan adalah makan siang, main kartu, mendengarkan radio atau tidur. Ukuran ruangan kost saya kira-kira 2 x 3 m, cukup lumayan bagi saya sendiri.

Singkat kata Robbie pun kerap bertandang ke kost saya. Saya pun sama sekali tidak menaruh pikiran yang aneh-aneh mengenai kedatangannya. Sebelumnya Robbie kerap kali bermain dengan beberapa teman satu angkatan lain. Dan pada tahun pertama kuliah saya dan Robbie tidak akrab hanya sekedar kenal saja. Sehari dua hari dia menginap dan akhirnya terbiasa menginap di kost saya. Tentu saja saya senang dengan keberadaan dia karena membuat suasana lebih hangat dengan obrolan tiap malam.

Dengan akrabnya pertemanan dengan Robbie, saya mulai akrab dengan teman-teman angkatan lainnya yang kost di dekat kampus. Kami sering bermain ke kost teman lainnya. Kebetulan saja ada beberapa teman kost di satu tempat bersamaan, yaitu Roy, Abu, Ratno dan Revi.

Robbie itu sosok yang unik bagi saya karena karakter dia yang beda di banding teman lainnya. Sejujurnya dia lebih punya style yang bagus dalam penampilan dibandingkan teman-teman lainnya termasuk saya. Wajahnya juga keren tapi tetap “jomlo” sama seperti saya.

Masalah jomlo ini saya yakin dia punya style wanita yang bagus diatas rata-rata sehingga sulit sekali menemukannya. Roy bahkan pernah berkata “kalau Robbie bilang ada cewe cantik pasti cewe itu benar-benar sangat cantik”. Jika Robbie ini punya prinsip yang penting pacaran, saya sangat yakin ada banyak wanita yang antri untuk dipacarinya. Yah mungkin itu terdengar berlebihan tapi bagi saya hal itu mungkin saja terjadi. Karena saya kerap kali melihat wanita yang memperlihatkan rasa sukanya pada si Robbie ini namun Robbie tidak suka.Saya yakin dia sedang mencari wanita, pacar, jodoh atau apapun sebutannya itu namun dia belum mendapatkannya.

Uniknya lagi dia selama kuliah dengan kurang lebih 5 tahun hanya satu tahun kost normal, sisanya bergerilya dari satu kost teman ke kost teman lainnya. Terkadang dia numpang tidur di saya kemudian di Roy kemudian di Ratno, Ade, Bonae dan terus bergiliran selama 4 tahun. Setiap sabtu dan minggu dia pulang ke rumahnya di Garut. Hal itu sangat sulit dilakukan oleh orang pada umumnya karena sulit meninggalkan privasi bagi pribadi. Robbie sudah mengenyahkan hal itu jauh-jauh hari. Dengan perannya seperti itu membuat teman sepermainan menjadi dekat. Sering saya main ke kost teman yang tidak akrab lalu menjadi akrab karena Robbie kerap kali main ke sana contohnya Ade. Terkadang saya jadi berpikir, Robbie lah factor X yang membuat angkatan 2002 tidak individualis.

Robbie ini oleh kami dijuluki sang EO, karena dia ahli mengumpulkan teman-teman untuk bermain game. Dengan pembawaanya dia mampu membuat teman-teman main game. 

Di luar hal itu semuanya sama. Saya dan dia suka main game, IPK pas-pasan, suka cerita dan saling mengerti satu sama lainnya. Seringnya saya yang marah atau kesal dan dia selalu tenang atau menghibur. Jarang sekali saya melihat orang ini sangat marah bahkan ketika dia merasa “dibokong” teman akrabnya.

Walaupun dengan pembawaan yang baik, tidak mudah juga dia mendapatkan teman yang akrab sepermainan. Karena menurut dia terkadang hubungannya dengan teman akrab selalu retak dengan beragam sebab. Saya pun ketika hal itu diceritakan tidak bisa berkata apa apa. 
 
;